beberapa waktu lalu ada beberapa sentilan bersliweran di sekitar saya. entah perkara keluarga, pekerjaan, harapan, jodoh dan persahabatan, bukan ditujukan kepada saya tapi saya merasa kalo moment yang sedang mereka lakukan itu pernah saya alami di masalalu dan mungkin akan saya lakoni di masadepan.
bukannya kita hanya berjalan dan melihat setiap petunjuk arah yang terpampang? perkara memilih untuk ikut jalur atau mencari jalan sendiri itu tergantung kita sendiri. beberapa teman mengeluh kalau hidup berat untuk dijalani, ada yang mengeluh gaji gak pernah cukup untuk hidup sehari2, ada yang merasa pacaran tidak bikin bahagia. saya cuma diam dan cuma menanggapi sepatah2. iya, saya kebanyakan diam kalau ada pembicaraan didepan orang banyak, karena saya takut salah ucap dan lebih baik diam tapi memantau keadaan.
walaupun dalam hati saya cuma bilang keadaan itu kalo dilihat dari sudut pandang sendiri kalo ga lebih baik ya lebih buruk, gak bisa disamakan dengan orang lain. apalagi kalau terus dibandingkan dengan keadaan orang lain, seperti cermin yang dihadapkan dengan cermin, bayangan yang keluar gak akan ada habisnya. sama kayak keluhan atau kesombongan yang dihadap-hadapkan juga gak akan ada hentinya. cermin di salon itu digunakan untuk berkaca dahulu sebelum merubah penampilan, dan digunakan lagi pas melihat perubahan yang terjadi setelah dipermak. gak ada habisnya kan? karena pasti pengen balik ke salon lagi untuk mempercantik penampilan. tapi memang cermin fungsinya untuk berkaca pada diri sendiri kok, bukannya berkaca didepan mbak2 salon terus dipuji karena tambah cakep tampilannya setelah dipermak.
kembali lagi ke bahasan awal, kalau urusan keluarga mungkin saya yang kehidupannya berkurangan materi sejak kecil dan sosok bapak yang hanya seorang buruh kasar, kemudian ditambah kondisi saya yang seperti orang penyakitan karena imbas dinginnya musim pancaroba, iya dingin itu perlahan-lahan menggrogoti tulang kecil saya plus pekerjaan yang hanya stuck disitu-situ saja pasti merasa tidak adil. gimana gak adil, disaat saya harus memikirkan saya sendiri termasuk kesehatan saya, saya harus mau gak mau memikirkan biaya hidup,biaya kuliah saya karena tidak mungkin juga menumpukkan semua beban ke orang tua saya yang sudah tua dan kondisi ayah yang sudah sakit2an, tapi saya seringnya menanggapi dengan senyum, bukan saya sombong dengan kekurangan saya, tapi saya bersyukur cuma diberi beban seperti ini. jam segini yang notabene bagi pekerja merupakan jam2 sibuk, saya malah cuma nyampah di blog, andai keluarga saya berkecukupan mungkin saya gak diberi ujian untuk mencoba lebih bertanggung jawab untuk diri saya sendiri dan keluarga, andai saya gak sakit-sakitan mungkin saya udah mati dari dulu karena kesepelean saya pada tubuh sendiri. karna dulu pernah ibu saya menangis melihat kondisi badan saya menasihati dalam keputus asaannya. tapi ya itu tadi kalo gak kaya gitu saya tidak pernah berubah, sekarang saya lebih mencintai lagi tubuh sendiri dimulai dengan meminum berbagai macam vitamin, obat dan meminum susu yg tidak pernah saya sukai dari dulu. iya semua itu untuk senyummu bu.
walaupun saya bekerja hanya seperti ini, saya selalu mencari jalan mendatangkan uang halal selain pekerjaan pokok saya. saya bukan membandingkan keadaan, bagi orang yang diatas saya, saya ini cuma orang yang berusaha maju tapi enggan, tapi bagi orang dibawah saya, mungkin saya sedikit lebih ringan beban yang ditanggung. ini cuma perkara sudut pandang kok, kadang bersyukur atas segala keadaan itu lebih menenangkan. yang penting kaki masih bisa buat berjalan dan tangan masih mampu untuk menggenggam serta otak dapat mencerna segala sesuatu yang diterima oleh mata dan telinga, dan mulut saya masih mampu bilang terimakasih saat diberi dan bilang ini sedikit rejeki titipan Tuhan saat memberi itu sudah cukup buat saya. simpel kan? hidup saya ya saya sendiri yang menentukan jalannya, kecuali ada orang bego yang rela ngasih duit ikhlas 1 milyar per minggu buat saya, monggo kalo mau menentukan saya harus gimana sehari-harinya.
udah ah capek, kalo saya nulis kisah hidup dari dulu sampai sekarang gak ada habisnya, wong saya cuma mau bilang gak semua itu seperti yang terlihat kadang yang dibilang A itu B buat si C tapi buat si D itu E walaupun F itu bilang B itu lebih bagus dari E, tapi alpabet itu ada A-Z kan? jadi mending saya pilih huruf sendiri dan bentuk menjadi kata yang menunjukan hidup saya ;-)
-terlihat sendiri atau melaju paling depan itu cuma perkara sudut pandang yang penting terus melaju-
0 komentar:
Posting Komentar