selamat siang, hati.
mungkin ini pertama kali aku menyapamu seumur hidupku, padahal kerjamu jauh lebih banyak dari organ tubuh lain, tidak? aku tak tahu siapa yang lebih penting didalam tubuhku, yang jelas kamu sudah terlalu banyak kuabaikan setelah sekian kali kamu menghadapi banyak hal. hal-hal semacam diacuhkan, dihempas, dibuat senang lagi, menampung nama satu, menghapusnya, hingga lekas menggantinya dengan yang baru. ah baru kubayangkan betapa berat kerjamu, wahai hati.
aku juga baru menyadari, sebagai pemilikmu aku meminta maaf sebab beberapa kali memaksakan untuk menyimpan beban-beban yang orang pikir tak begitu penting. aku terlalu banyak menempelkan kebencian, rasa iri, tanpa sengaja mengenal orang yang salah hingga membuatmu patah, terlalu banyak mengenalkanmu dengan cibiran orang, terlalu takut akan banyak hal yang belum terjadi, segudang keinginan, rekaman janji-janji yang belum ditepati, hingga terlalu penuh tempatmu untuk menampung.
aku tak tahu bagaimana aku harus berterima kasih untukmu yang masih setia hidup dan menjadi saksi perjalananku sejak aku menangis haru muncul ke dunia yang penuh sandiwara ini. aku salut denganmu yang berkali-kali patah, bangkit dan merombak lagi peradabanmu. terima kasih kamu selalu hadir menetralkan suasana ketika aku sedang emosi, dan membiarkan aku mengerti bahwa " aku masih memilikimu, memiliki hati".
kepada hati yang kerap kali berkoordinasi dengan pikiranku, aku minta maaf sekali lagi karena telah membuatmu kerja lebih keras lagi seiring pertambahan usiaku. aku tahu, kadang mungkin kamu rindu dengan masa-masa diman mainan atau taman bermain hanya jadi mimpi indahku. juga masa-masa ketika hendak tidur dan terbangun hanya ada sepeda roda tiga dan liburan sekolah yang terpikirkan. aku minta maaf karna terlalu banyak bebanmu sekarang. sebab aku yang terlalu perasa, membuat menjadi terbiasa se-sensitif kulit ari, belum lagi mimpiku yang terlalu banyak saat ini, perasaan serba kekurangan, merasa tak diinginkan, tak diterima apa adanya. ah, maafkan aku hati.
satu hal yang baru kusadari untuk membuatmu beristirahat adalah dengan pasrah. hanya itu satu-satunya penghapus lelah. untukmu, hatiku. kamu perlu menghirup udara segar, walaupun sulit aku mengendalikan, aku usahakan. aku belajar untukmu, hati. anggap saja itu hadiah dariku yang selama ini acap melupakan kerja kerasmu selama hidupku.
aku akan mulai membiasakan diri pasrah untuk hidupku dan segala yang ada didalamnya. aku pasrah dengan segala yang datang dari samping kanan, samping kiri, atas, bawah, depan hingga kebelakang. aku pasrah untuk waktu yang telah dan akan datang. aku pasrah bila kelima panca inderaku meneruma yang buruk, agar kerjamu tak terlalu keras hatiku. aku akan mulai pasrah menerima keluhan tentang kurangnya aku, juga lebihnya aku. aku pasrah untuk masa depanku yang sedang kupersiapkan dengan baik ini. biar Tuhan yang meneruskan tugasNya.
selamat beristirahat hatiku,
pemilikmu
Senin, 30 Juni 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar