Selamat sore, Tuhan..
Maafkan aku yang lancang karena telah menuliskan surat ini. Semoga surat ini sampai padamu, dan sekiranya Kau membacanya disaat ada waktu. Ini aku yang seadanya. Memberanikan diri menyapa dan bercanda dengan Sang pemilik semesta. Jujur, banyak sekali pertanyaan yang ingin aku ajukan.Selama ini pasrah dan bersyukur dengan apa yang ada menjadi jawaban yang berputar.
Tuhan boleh tertawa kok kalau memang pertanyaan yang aku buat ini sangat konyol, toh aku memang sedang mengajak bercanda. Bagaimana Tuhan tau apa saja? Apakah selama ini Tuhan tidak terbebankan? Pernahkah merasa terlalu banyak pikiran?
Tapi ini aku yang bersungguh-sungguh pada-Mu meminta maaf jika aku yang menjadi salah satu penyebabnya.
Aku minta maaf karena mata ini sudah lama memalingkan ayat suci-Mu. Maafkan aku yang terlalu banyak meminta. Yang terkadang melanggar larangan-Mu dengan sengaja. Betapa tidak tahu terima kasihnya aku ini, bahkan untuk menyapa meluangkan waktu bersimpuh khusyuk menghadap-Mu saja tidak rutin kujalankan. Dan telinga yang kau pinjamkan ini lebih sering mendengarkan lagu baru dibandingkan shalawat dan doa. Padahal dengan satu kali tarikan nyawa saja, habislah aku.
Maafkan aku, Tuhan..
Aku minta maaf, Tuhan. Aku sadar entah bagaimana bertambahnya usiaku membuat pemahaman tentang agama justru mulai luntur. Padahal dulu waktu aku kecil, aku sering sekali 'mengobrol' dengan-Mu.
Maafkan aku, Tuhan..
Aku takut. Aku malu hidup dengan menggunakan pembenaran dan alasan untuk lari dari tanggung jawab seorang muslim. Inggin rasanya meredam ego demi ubah diri. Aku memang sibodoh yang lemah, melupakan tanggung jawab dari hati sedikit demi sedikit dan menggantikannya dengan hal-hal duniawi dan ratusan mimpi.
Maafkan aku, Tuhan..
Aku minta maaf, karena aku malah meminta maaf dengan cara virtual, mengetikkannya disini dibanding menengadahkan tangan dan kepala diatas sajadah. Maaf, Tuhan.
Rabu, 09 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar