Hari ini genap empatratusdelapanpuluh hari aku mencintaimu. Cinta kita tumbuh subur dengan semestinya. Walau dalam menjalaninya tak jarang kaki kita tersandung kerikil yang menguji sabar dan debu-debu nakal membuat langkah kita tak seimbang.
Kau mencintai dengan caramu yang selalu kusuka. Meski terkadang pertengkaran menjadi selingan dalam cinta yang sedemikian ajaibnya, aku tetap mau melewati empatratus delapan puluh hari kedepan bersamamu. Hanya padamu.
Kau tak sempurna. Ada banyak sifatmu yang kukutuk dan kubenci sedemikian nistanya. Walau jika hadirmu tiba-tiba tak ada segala yang kubenci itu menjelma rindu-rindu menjengkelkan. Saat itu aku tahu bahwa kau dan segala kurangmu adalah sepaket kebahagiaan yang kumau.Kau, yang tak sempurna itu adalah sepasang sayap yang membuatku terbang tinggi tanpa melupa pulang. Karena sekarang pulang bagi kita adalah pelukan.
Dalam kebersamaan kita bertumbuh. Kau yang berusaha sekuat tenaga
membuatku bahagia. Kau yang dengan susah payah membuat sedihku sirna dan
segala egoisku terkikis dalam masa yang sedemikian singkatnya. Padamu
tak ada yang sia-sia. Padamu membuat segala sulit mendadak mudah asal
genggam tanganku tak kau lepas dan pelukanmu tetap kau jaga hangatnya.
Aku adalah siberuntung yang tahu diri. Kau adalah si beruntung yang
diberkati. Kita berdua beruntung dipertemukan takdir. Perlahan jatuh
cinta sehingga membuat dunia menjadi taman bermain menyenangkan hingga
berpisah rasanya mendadak tak mungkin.
Ada empatratusdelapanpuluh hari saat namamu yang selalu kusebut di dalam
doa. Ada kebersamaan kita yang kurapalkan di setiap aku berbincang dengan
Sang Pencipta. Di empatratusdelapanpuluh hari ini tak lagi kuminta banyak.
Genggamlah tanganku saat kau berjalan santai, berlari tergesa-gesa atau
duduk tersungkur di saat lelah. Aku ingin menjadi satu-satunya tempatmu
pulang dan merasa bahwa kapanpun dan dimanapun kau akan selalu menemukan
rumah.
Yang mencintaimu,
Aku.
Jumat, 07 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar